Inilah yg disebut mendapat ide postingan dari komentar teman2 …
Dari komentar JLo CeLo di sini yg baris kalimat kedua terakhirnya “saya akan membumihanguskan aliran itu bila memang aliran itu secara objektif layak dibumihanguskan…” Saya jadi bertanya2, objektif itu menurut siapa ya? Apakah menurut mayoritas dilokasi/negara kejadian??
Karena menurut saya ke-objektif-an sebuah hal itu juga relatif loh, menurut bangsa Barat itu objektif tapi kan belum tentu menurut budaya bangsa Timur Tengah , jadi daripada kita membumi-hanguskan sebuah aliran/golongan/paham/umat yg berseberangan pendapat dgn kita dgn alasan objektif atau seribu alasan lain yg walaupun masuk akal, bukankah lebih baik kita membuktikan bahwa aliran/golongan/paham/umat yang kita anut punya fungsi yg lebih “wah” dan berguna bagi kehidupan orang banyak.
Ya, kira2 seperti persaingan produk2 dalam dunia ekonomi. Coba bayangkan kalau produsen produk A punya wewenang membumi-hanguskan produsen produk B secara frontal?? Mau jadi apa dunia perekonomian manusia?? Yang ada kan masing2 menunjukkan bukti2 bahwa produknya lebih bagus dan berguna daripada produsen yg lain, dan menyerahkan penilaian terakhir kepada konsumen.
Saya bukan bermaksud menyetarakan penganut aliran/golongan/paham/agama dengan produsen barang, bukan itu maksud saya. Yang saya maksud adalah caranya itu, mbok ya lebih manusiawi. Kenapa harus lebih manusiawi??
Jawabannya akan kembali ke “karma”, bagaimana kalau sekarang kita berada dipihak mayoritas kemudian membumi-hanguskan pihak minoritas yg berseberangan dgn kita. Tapi bbrp waktu kemudian dgn kehendak Sang Raja Langit, kita akan diposisikan dipihak minoritas dan mengalami hal yg sama, melihat anak istri/sanak saudara/sahabat kita digang-bang rame2 atau digorok layaknya sapi kurban??
Aliran/paham/kepercayaan anda tidak mempercayai adanya “karma”?? Hehehe… kalau Tuhan membolehkan adanya hukum aksi-reaksi dalam fisika, sebab-akibat dalam psikologi, maka pasti yg namanya “karma” berlaku di semesta ini. Salah satu contohnya di sini di komentarnya “@gelap_gulita” , semalam saya baca di blognya bung ArifKurniawan, seorang penutur kisah handal yg saya kagumi.
Jadi kembali ke pertanyaan awal saya, Objektif menurut siapa ya?? Apakah ada objektifitas yg universal?? Ada yang bisa menjawab?? 😀
ya menurut saya dong….
*ditabok*
tapi kadang-kadang karena mayoritas merasa paling benar 😉
CY : Umm… saya rasa ga ada makhluk yg berhak merasa paling benar, karena yg paling benar adalah Tuhan. Dan juga tak ada yg berhak utk mewakili Tuhan melakukan apapun yg berbau pencabutan nyawa atau pelecehan hak azasi. 😉
Misi ommm numpang lewat ; )
Saya tidak setuju istilah mayoritas dan minoritas … bukankah bumi milik kita bersama yah?
CY : Siip saya juga setuju, bumi milik kita bersama krn kita punya nenek moyang yg sama yaitu Adam dan Hawa. Tapi tak bisa dipungkiri bahwa sekarang ini manusia telah terkotak2 menjadi mayoritas dan minoritas. Ya gitu deh… 🙂
Pamit berangkat kuliah yah … hujan deras 😦
Jadi ingat salah satu slogan : segala sesuatu di semesta ini relatif, tergantung dari sudut mana kita melihat. 🙂 guess who… ? 🙂
“Suara mayoritas” memang sering jadi patokan, tapi menurut saya, suara mayoritas bukanlah kebenaran karena sifatnya hanya pilihan (optional).
Terkadang juga “suara Tuhan” jadi patokan, tapi apakah ada yang tahu seperti apa “suara Tuhan” itu, dan kalau kita menggunakan patokan kitab suci sebagai sumber “suara Tuhan” maka siapa yang berhak dan berotoritas mengatakan penafsirannya pada “suara Tuhan” itu adalah yang paling benar ?
Saya bukan penganut relativitas [dlm dunia filsafat]. Tetapi kalau kita menggunakan dilema pengamat-obyek, maka dalam diri sesuatu yang diamati/dinilai setidaknya ada 2 kebenaran, yaitu kebenaran menurut si pengamat dan kebenaran an sich pada obyek yang diamati/dinilai. Yang terakhir ini yang tak pernah diketahui.
Itulah juga yang membuat definisi ABNORMAL dalam psikologi sangat beragam dan punya banyak patokan. Bisa berdasarkan norma umum di masyarakat (statistik), patokan medis, mengancam orang lain, mengancam diri sendiri, dllll….
Relativitas memang sering jadi masalah. Tapi setidaknya ilmu pengetahuan berusaha mendekatkan kondisi relativitas menjadi sebuah kepastian. Walaupun kita tidak tahu apakah bisa menjadi keabsolutan.
*sorry kepanjangan….* 🙂
CY : Wah.. bagus sekali kupasan-nya bung Fertob, kalau dari sisi pandang saya, seberapa kuatpun usaha ilmu pengetahuan utk mendekatkan relativitas menjadi kepastian tidak akan berhasil. Karena kalau itu berhasil maka tidak akan ada lagi kutub positif dan negatif, listrik tidak akan mengalir lagi, dan tak ada lagi dua gender di dunia (maksudnya laki2 dan perempuan). Karena dari rumus Enstein sendiri Energi akan menjadi nol kalau salah satu pengalinya adalah nol, karena kalau tak ada relativitas berarti tak ada kecepatan.
*waduh… jadi ribet nih*
bagi dua aja… kasih garis… enak aja…. kapan seh manusia bisa damai tanpa adanya konflik perbedaan???
wah saya nggak bisa jawab. karena jawaban saya pasti subjektif. nunggu jawaban yang objektif aja deh.. 🙄
intinya sih pendapat objektif itu harus merata dan dari berbagai kalangan, gak bisa cuma 1 kalangan aja. jadi…
saya sendiri bingung.. 😕
CY : Kalau kesimpulan saya sih cuman satu, jgn menghakimi orang/kelompok lain walaupun mereka berseberangan dgn kita. Buktikan saja kalau paham yg kita anut yg paling berguna buat hajat hidup orang banyak, selesai khan..?? Jadi ga usah pake alasan objektif atau tidak utk melakukan genosida misalnya. 😀
Kenapa nggak kita terima aja keadaan bahwa kita mungkin benar, tapi mereka juga mungkin benar. Jadi nggak perlu pake diberangus segala. Cukup kita usahakan agar terus menuju kebenaran mutlak itu.
CY : Itu juga salah satu solusi yg bagus bro…, cuman.. jarang2 sih ada yang mau begitu, apalagi kalo power ada ditangannya. 🙂
Namanya jugak mayoritas, boss….
Jadi ya dimaklumin ajah lah….. 😦
Numpang lewat …. 🙂
al Islam itulah kebenaran.
Jadi benar-salah itu tidak relatif, tapi ukurannya jelas. Pedomannya mudah. Al Qur’an dan Sunnah/Hadits Rasulullah saw. Ketika sesuai dengan Al Qur’an dan As Sunnah itu kebenaran. Ketika bertentangan, itu kebathilan.
al qur’an adalah firman Allah langsung yang terpelihara kemurniannya.
al hadits adalah al qur’an yang berjalan. Yang menjadi penjelas al qu’an dalam tataran praktis.
untuk masalah kontemporer ada ijtihad ulama. Ulama adalah pewaris para nabi.
jadi ketika ada sekelompok ulama yang menuntut pembubaran suatu aliran yang mengatasnamakan islam, ternyata aliran itu menyimpang dari ajaran islam, maka itu merupakan bentuk pertanggungjawaban mereka sebagai ulama yang berkewajiban menjaga risalah kebenaran agar tidak rusak, tidak terkontaminasi oleh kebathilan. Menjaga agar Umat Islam tidak jatuh dalam kebathilan. Kata Allah swt: Ulama adalah orang yang paling takut kepada Allah. Jadi, nanti Ulama harus mempertanggungjawabkan keilmuannya kepada Allah, sehingga ketika mereka diam pada kedzoliman, diam pada kebathilan padahal tahu ilmunya, maka nanti Allah akan tanya itu.
Allahu ta’ala a’lam.
@Bayu Imantoro
Itu kan dari sudut pandang Al Qur’an, bagaimana yg memandang dari sudut pandang Tripitaka atau Alkitab, belum tentu kebenaran tho?? Jadi bagaimanapun kebenaran itu juga tetap relatif. Menurut paham anda benar, kan belum tentu benar menurut ajaran yg saya anut…
Menurut kepercayaan anda masuk surga atau neraka, tapi menurut kepercayaan saya ga segampang itu memperoleh surga atau neraka.
Jadi intinya, kalau sudah ke masalah kepercayaan/agama, itu sudah teritorial pribadi. Kalau kita mau nasehati boleh2 aja, tapi kalo mau dibubarkan…?? kita tak punya hak melangkah sampai ke sana walaupun punya seribu dalih sesat, krn itu berarti sudah melangkahi Hak Istimewa Sang Pencipta. Manusia hanya punya hak sebatas menasehati. Tau kan apa hukumannya kalau melangkahi hak Sang Pencipta?? 🙂
—————————–
Berikut dalil bahwa Al-Islam lah agama setiap manusia (sudah fitrah setiap manusia), satu-satunya agama yang diridhoi Allah, maka karena itu ia menjadi kebenaran yang seharusnya diikuti manusia.
Al Qur’an sudah membantah Injil yang mengatakan Yesus itu Tuhan, Yahudi, atau patung-patung Budha yang jadi sembahan, Dewa-dewa Hindu, dan bentuk penyembahan lain kepada selain Allah ta’ala.
Allah Subhanahu wa ta’ala:
“Hadapkanlah wajahmu dengan lurus pada agama (ALLAH), (tetapkanlah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan menusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah. (itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”(QS Ar-Rum : 30).
Rasulullah SAW bersabda “ Setiap bayi dilahirkan dalam keadaan suci (fitrah Islam), maka ibu atau bapaknya yang menjadikannya Yahudi atau Nasrani atau Majusi,” (HR Abu Daud dan at-Tirmidzi).
“Katakanlah: “Hai Ahli Kitab (yahudi dan nasrani), marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah.” Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).” [Ali Imran:64]
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik- baik Penolong.” [Al Hajj:78]
—————————-
Sesungguhnya Ibrahim dan Nabi-nabi lainnya beragama Islam. Bukan orang yang musyrik:
“Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk.” Katakanlah : “Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik.” [Al Baqarah:135]
“ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma’il, Ishaq, Ya’qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?” Katakanlah: “Apakah kamu yang lebih mengetahui ataukah Allah?, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?” Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan.“ [Al Baqarah:140]
“Katakanlah: “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik.” [Al An’aam:161]
“Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” [An Nahl:123]
————————–
Bahkan Ibrahim mewasiatkan keturunannya agar tidak mati kecuali dalam agama Islam:
“Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata): “Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam.” [Al Baqarah:132]
————————–
Agama yang diridhai Allah hanya Islam:
“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” [Ali Imran:19]
“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.” [An Nuur:55]
“…Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu…” [Ali Maa-idah:3]
————————-
Tidak diterima agama selain Islam:
“Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.” [Ali Imran:85]
————————–
Hanya Islam agama yang bersih dari kemusyrikan. Islam hanya menyembah satu Tuhan yaitu Allah. Hanya mengabdi pada Allah. Segala kebaikan kepada makhluk lain tak lepas karena cinta kepada Allah:
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya.” Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar.” [Az Zumar:3]
————————-
Mudah-mudahan Allah memberi anda hidayah, menetapkan kita dalam AL Haq hingga akhir hayat sehingga kita beroleh kebahagiaan ketika hari pengadilan nanti di hadapan Allah swt.
Saya dulu hampir 20 tahun di sekolah katolik dan saya dapatkan betapa kitab suci mereka tidak konsisten. Injil katolik berbeda dengan injil protestan, bahkan pantekosta tidak mengakui sebagian isi injil protestan, dan lainnya. Ini bukti kitab mereka sudah tidak otentik, diubah-ubah oleh mereka.
Berbeda dengan Al Qur’an yang terpelihara sejak zaman Rasulullah saw, dan betapa banyak penghafal Al Qur’an sejak zaman Nabi hingga sekarang.
“Sesungguhnya, Kamilah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya, Kamilah yang menjaganya.” Q15:9
Tapi yang paling fundamental adalah ketika mereka mengatakan Yesus adalah Tuhan, itu sudah dibantah oleh Allah sendiri dalam Al Qur’an. Bahkan nanti menjelang kiamat, Nabi Isa bin Maryam akan turun ke bumi menasehati orang-orang Nasrani agar menyembah Allah, Isa akan menghancurkan salib dan gereja-gereja.
—————————–
Sesungguhnya Muhammad Rasulullah saw dan ummatnya hanyalah diutus untuk menasehati, untuk memberi peringatan bagi yang ingkar, mengajak pada kebenaran, memberi kabar gembira pada yang beriman. Memaksa bukan hak kami, kalau kata Allah ta’ala:, “kamu hanyalah pemberi peringatan, hati itu urusan Ku”. Jadi yang membuka hati agar menerima hidayah itu urusan Allah. Rasulullah saw dan ummat Islam hanya menyampaikan kebenaran.
—————————–
Soal ahmadiyah misalnya kenapa harus dibubarkan, karena itu masalah internal ummat Islam. Mengaku nabinya Ghulam Ahmad, dan tetap mengaku sebagai Islam. Jadi ini murni masalah intern ummat Islam.
Mencermati contoh para Sahabat dulu ketika ada Nabi-nabi palsu selepas Rasulullah saw meninggal, langsung di berantas. Mereka mempunyai kuasa sebagai khalifah, mengajak nabi palsu dan pengikutnya (yang ngaku-ngaku sebagai Islam juga) bertaubat, kalau tidak mau maka dihukum sampai dengan tingkat dihukum mati.
—————————-
Karena hukuman mati juga merupakan salah satu hak yang Allah berikan pada kaum muslimin untuk diterapkan di muka bumi. Jadi sama sekali tidak melangkahi hak Sang Pencipta, tapi justru melaksanakan perintah Sang Pencipta.
Allahu ta’ala a’lam bishshawab.
=)
Kalimat2 yg ber-inti seperti inilah yang tidak saya setujui setelah saya pelajari agama2 besar yang ada, karena bagi saya (dan dalam buddhisme) bahkan membunuh seekor semutpun manusia tidak punya hak, apalagi sesama manusia. Kecuali terpaksa krn utk melindungi nyawa kita, itupun tetap ada konsekwensinya (baca = karma).
Dalam pandangan saya, Allah tidak akan pernah memberikan hak mencabut nyawa kepada siapapun termasuk kepada iblis dan malaikat sekalipun. Akhir kehidupan seseorang ditentukan oleh roh orang itu sendiri dan karma2nya dikehidupan sebelumnya sebelum turun dalam kehidupan sekarang. Semua skenario kehidupan adalah pilihan kita sendiri termasuk mengakhirinya.
saya bisa maklum apabila anda tidak paham akan cara pikir saya ttg dunia roh dan Allah, krn itulah hasil penjelajahan saya dlm dunia relijius, krn masih banyak misteri kehidupan yg tak diketahui manusia. 🙂
FYI, saya akan menolak agama apapun yg mengijinkan mengambil nyawa sesama manusia dgn alasan apapun. Walaupun saya harus masuk neraka misalnya gara2 menolak itu. Surga dan neraka bagi saya bukanlah tujuan hidup. 😀
@bayu imantoro
Ah, kok jadi membenarkan agama Islam dengan dasar AQ? Ya, nggak nyambung sama yang bukan berkitab suci AQ.
CY : Ya, itulah yg saya maksud dgn “kebenaran itu relatif” 🙂
waduh. komen gue ditelen bro.
@Danalingga
Udah gw bebasin tuh bro… 🙂
*garuk2 kepala, “kok bisa masuk tpt si aki2met ya??” * 😀
@Bayu Imantoro
Membaca komen anda saya bingung…, konsisten kah ini :
dengan yg ini :
Kalau memang benar itu terdapat dalam kitab suci agama anda yang sekarang, maka apa bedanya dgn pernyataan anda yg ini :
katanya ga punya hak memaksa, hanya menyampaikan kebenaran. tapi kok ujung2nya diberantas dgn tingkat hukuman mati ya?? Bukankah itu berarti telah mencampuri urusan Allah dan melangkahi hak Dia satu2nya sebagai pencabut dan pemberi nyawa?? tanya kenapa??
peace… 🙂
Kalau memang anda belum menerima Islam dan segala hukum-hukumnya maka anda masih mengingkari fitrah anda. (Sudah saya jelaskan fitrah manusia sebagai muslim diatas).
Kalau anda masih lebih memilih masuk neraka ketimbang menerima Islam ya gpp itu hak anda. Yang penting saya sudah menyampaikan. Konsekuensi menjadi kafir juga sudah saya jelaskan. Ya pilihan anda.
Tapi saya sangat menyayangi anda. Apa anda tidak takut nanti disiksa sangat hebat di neraka? Selama-lamanya? Siksa kepada orang kafir adalah yang paling hebat dan mereka kekal di neraka. Sementara siksa yang paling ringan di neraka adalah ketika manusia berdiri di atas bara api dan otak nya meleleh.
Budhissme itu menyembah patung. Patung Budha itu khan. Jelas mana mungkin patung bisa memberikan manfaat kepada kita? Dari zaman Nabi Ibrahim alaihissalam juga sudah dihancurkan itu penyembahan kepada patung. Jadi manusia yang sekarang nyembah patung itu lebih jahiliyah daripada zaman Nabi Ibrahim dulu. (termasuk yang nyembah patung Yesus, Maria)
Manusia lebih mulia dari patung.
Sidharta Gautama? Bagus ajarannya, namun Allah lebih mulia darinya. Sebab Gautama diciptakan oleh Allah. Jelas Gautama adalah manusia juga seperti kita yang lemah, kecil, dan punya salah. Jadi sangat tidak logis menjadikan dia sebagai panutan. Yang logis ya menyembah Pencipta gautama itu. Allah subhanahu wa ta’ala.
Nanti ketika dihadapan Allah swt di hari pengadilan,, manusia akan saling protes, orang-orang kafir akan protes kepada Allah dan berkata: “Wahai Allah kami hidup di tengah-tengah kaum muslimin, tapi mengapa tidak sampai dakwah Mu kepada kami? Karena itu ya Allah jangan kami saja yang kau azab, tapi azablah juga kaum muslimin karena mereka telah gagal mendakwahi kami”.
Allah Yang Maha Mengetahui Segala Sesuatu mengabaikan itu, karena mereka tidak mau beriman kepada Allah karena mereka sendiri yang sudah buta mata hatinya.
“…Ya Allah saksikanlah aku sudah menyampaikan risalah kebenaran Mu…”
————————————–
Memang tidak boleh memaksa, namun disamping itu ada hak-hak yang diberikan Allah kepada kaum muslimin.
Beberapa diantaranya adalah:
1. Untuk menjadi pemimpin di muka bumi.
2. Menerapkan hukum Allah.
Hukuman mati memang hukum yang di delegasikan, di kuasakan oleh Allah kepada kaum muslimin untuk dilaksanakan, tapi ada syarat-syaratnya. Selain harus memenuhi syarat formil dan materiil seperti adanya saksi, adanya pengakuan korban/pelaku, barang bukti, keputusan hakim yang adil (dalam pemerintahan Islam). Ada juga penerapan hukum yang harus melalui tangan kekuasaan.
Jadi ga bisa ujug-ujug diterapkan hukum tanpa ada kekuasaan.
Dalam kasus ahmadiyah, mereka sudah menodai Islam, sebab bukan Islam tapi ngaku-ngaku Islam. Nah ini yang harus diberantas. Dahulu di zaman Rasulullah saw, pengikut Kristen, Yahudi hidup bersama-sama kaum muslimin. Disampaikan dakwah kepada mereka, apabila tak mau ya tak dipaksa. Tapi bayar jizyah (semacam pajak untuk penguasa yang akan menjamin keamanan, tempat tinggal, beribadah, dan perlindungan atas mereka). Kalau mereka berontak dan memerangi kaum muslimin baru diberantas. Jadi yang diberantas itu adalah aliran-aliran nyeleneh yang ngaku Islam, karena itu merusak Islam (agama) dan kaum kaffir yang memerangi kaum muslimin.
George Bush misalnya, darahnya halal tuh untuk diperangi. Namun Biksu-biksu Budha, misalnya, mereka itu kafir yang tidak memerangi kaum muslimin jadi juga tidak boleh diperangi.
makanya para ulama meminta kepada ulil amri (pemimpin) untuk menerapkan hukum atas ahmadiyah. Jadi tidak serta merta para ulama dan ummat islam bisa serampangan membubarkan ahmadiyah, merusak kantornya atau menutupnya. Harus pemimpin (um
aro) yang melaksanakannnya.
Allahu ta’ala a’lam. =)
Tuh dengerin bro CY. Mengerikan bukan? Apa tidak takut?
@Bayu Imantoro
Hmm…, pertanyaan saya ttg ketidak-konsisten-an komentar anda belum terjawab, dan jawabannya masih berputar2.
Kata2 Allah ini general lho, berlaku utk aliran/agama apa saja walaupun meniru2 agamaNya sekalipun. Jadi tetap “kamu hanyalah pemberi peringatan” . Saya juga sangat menyayangi teman2 yg Islam, maka itu tak ingin anda melanggar kata2 Allah itu. Berhati2lah, kalo saya masuk neraka masih mending, tapi kalo anda yg sudah bersusah payah mengikuti petunjuk agama anda masuk kesana gara2 melupakan kata2 tersebut kan berabe…
Kalo mengikuti jalan/ajaran Sang Buddha akibatnya adalah neraka, gpp deh. Gw terima.
FYI, dalam ajaran Buddha, karma buruk dari men-cap sesat kepercayaan/agama (baca=mengkafirkan) org lain itulah yg justru akan mendapat ganjaran dibakar diatas bara api dan otaknya meleleh.
Jadi… neraka itu juga relatif kan?? 🙂
@Danalingga
Iya mengerikan…
😀
Dalam kepercayaan Islam, seluruh kaum muslimin akan masuk surga.
Namun, tidak semua akan langsung masuk ke dalam surga.
Ada sebagian yang akan dicelup dulu di neraka tergantung kadar dosa mereka. Tapi mereka tidak akan selama-lamanya di neraka. Karena iman Islam lah yang menyelamatkan mereka. Ketika selama di dunia ada pengakuan dari dalam hati yang tulus bahwa Allah lah Tuhan satu-satunya yang berhak disembah dan Nabi Muhammad adalah utusan Nya yang terakhir dan wajib diimani.
Seluruh kaum yang ingkar pada Islam akan masuk neraka. Siksa kaum kafir selama-lamanya di neraka. Keimanan kepada Allah saat sudah mati,, setelah alam dunia ini,, maka keimanan itu tertolak,,udah terlambat. Karena itu sebelum menyesal dengan amat sangat dan seburuk-buruknya penyesalan, yuk cepet-cepet beriman kepada Allah swt. Mengakui dengan hati, mengucap syahadat.
Semoga Allah swt memberi kita petunjuk, menguatkan kita dalam kebenaran hingga kita mati dalam keadaan sebaik-baiknya iman Islam.
Ketika kita mencintai Allah dan Allah mencintai kita, meridhoi kita untuk berkumpul bersama di surga Nya kelak. Insya Allah… Amiin.
=)
Insya Allah di blog saya nextime saya posting Perjalanan Manusia ke Negeri Akhirat. Nanti akan saya paparkan tahapan-tahapan setelah alam dunia yang menipu ini, ada alam kubur dan siksa-siksa yang ada di dalamnya, ada alam barzakh dan keadaan orang-orang di dalamnya, kemudian padang mashyar dimana matahari hanya sejengkal diatas kepala kita, dan ketika itu manusia dipanggil satu per satu disidang amal kebaikan dan keburukannya langsung oleh Allah swt, kemudian melintasi jembatan shirath dimana jembatan ini menentukan kita mampu masuk surga atau justru jatuh ke dalam neraka.
Insya Allah…
mudah-mudahan bermanfaat.