Saya mohon maaf kalau ada tulisan-tulisan saya sebelumnya yang kesannya surga dan Nirwana adalah sama. Padahal kenyataannya, sesuai ajaran Buddha Nirwana itu sangat berbeda dengan Surga. Surga itu sendiri berasal dari kosa kata Sanskerta. Bahkan kata “Santo” dalam kamus nasranipun berasal dari kata Sanskerta. Santo, akar katanya “Santah” penggunaannya : Santo yang artinya pemuja Tuhan, pengabdi Tuhan. Kata Santo banyak dijumpai dalam kitab Bhagavad-Gita (lho koq jadi ngebahas Santo?? hehehe…). Sedangkan surga, disebut sebagai Swarga Loka. Swarga Loka adalah alam yang membahagiakan tempat tinggal para Dewa, dalam agama Samawi mungkin menyebutnya “malaikat” . Sedangkan Nirvana tidak berada didalam ke 31 alam kehidupan, termasuk dalam alam surga tertinggi sekalipun.
Sang Buddha mengajarkan untuk mencapai Nirvana seseorang harus terbebas dari nafsu-keinginan. Sedangkan untuk mencapai alam Surga tidak harus demikian. Semua makhluk yang hidup di alam Dewa masih memiliki nafsu keinginan. Memang benar surga adalah alam yang penuh kesenangan, tapi surga bukanlah Nirvana. Nirvana adalah mencapai suatu kondisi yang disebut “yang tidak menjelma, tidak terciptakan / diciptakan, yang tidak dilahirkan, yang mutlak”. Surga tidak kekal, mungkin usia tinggal makhluk disana bisa mencapai milyaran tahun, tapi setelah karma baik suatu makhluk yang berdiam disana habis, ia akan terlahir lagi di alam-alam lainnya sesuai karmanya masing-masing.
Sedangkan Sang Buddha mengajarkan bahwa kita dapat lepas dari penderitaan dan mencapai kebebasan dan kebahagiaan Nirvana. Nirvana berasal dari dua suku kata : Nir artinya tanpa, Vana artinya keinginan. Jadi secara harafiah Nirvana ini artinya suatu kondisi batin yang tanpa jalinan keinginan yang mendera. Karena yang membuat kita selalu terseret dalam siklus terlahir terus menerus di alam manapun adalah karena keinginan-keinginan kita sendiri. Misalnya sebuah roh terlahir ke alam manusia karena ada keinginannya untuk menuntaskan misinya yang belum selesai dari kehidupan lampau, karena suatu tekad tertentu, atau umumnya dalam terminologi Hindu, karena hutang karma, untuk belajar mengenal Tuhannya, dan sebagainya.
Vana adalah keinginan yang bertindak sebagai tali pengikat kita antara satu kehidupan dengan kehidupan yang lain. Sehingga disebut Nibbhana / Nirvana sebab bila mencapai kondisi ini, alam ini, kita akan terpisah dengan jalinan keinginan yang mengikat kita dari satu kelahiran ke kelahiran berikutnya. Selama seseorang terikat dengan keinginan atau kemelekatan sama saja dengan menimbun kegiatan karma baru yang pasti terwujud dalam bentuk seseorang atau bentuk lain dalam siklus kelahiran dan kematian (samsara) yang terus menerus. Jika semua bentuk keinginan dibasmi maka kekuatan Kamma berhenti bekerja dan akan mencapai Nirvana sehingga terlepas dari siklus kelahiran dan kematian.
Nirvana adalah kebahagiaan tertinggi (Nibbanam Paramam Sukham) , jauh lebih tinggi, tak terperikan, walau dibandingkan dengan alam surgawi manapun. Kalau saya menyebutnya “bersatunya kembali roh kita dengan Roh Tuhan” karena awalnya roh kita adalah juga sebagian Roh Tuhan. Hanya saja terkontaminasi oleh nafsu keinginan sehingga tak bisa bersatu dengan Sang Sumber yang notabene lepas dari ikatan nafsu keinginan. Dimensi Nirvana / Nibbana tak dapat digambarkan secara tepat dengan bahasa duniawi, pula keberadaan Nibbana tak dapat dibayangkan oleh pikiran duniawi. Namun, meski sulit digambarkan, dijangkau oleh logika, Sang Buddha memberi kita gambaran umum tentang keberadaan Nibbana. Dengan menggambarkan batin manusia, Sang Buddha berkata :
“ Batin adalah putih suci, namun dia ternodai oleh kekotoran batin yang sebelumnya tidak ada. Orang awam tidak menyadarinya, oleh karenanya mereka tidak menjaga batinnya. Batin adalah putih suci, dan dapat dimurnikan dari kekotoran batin yang sebelumnya memang tidak ada. Siswa yang agung mengerti hal itu, makanya mereka menjaga batin mereka. “
Dengan kata lain, batin adalah suci pada awalnya ( pabhassaram idam cittam ), kemudian dinodai kotoran batin yang sebenarnya adalah sesuatu yang asing bagi batin. Bila kotoran batin dibersihkan, maka batin kembali suci lagi. Sang Buddha bersabda :
“ Dimana tanah, air, api, dan udara tak berpijak ? Dimanakah yang panjang dan pendek, kecil dan besar, murni dan tak murni, nama dan rupa, akhirnya musnah ? Jawabnya adalah : Itu adalah kesadaran dari seorang Yang Agung – tak tertandai, tak terikat, dan bercahaya. Disana tak ada tempat tanah, air, api, dan udara itu berpijak. Disana yang panjang dan pendek, kecil dan besar, murni dan tak murni, nama dan rupa, akhirnya musnah. Bila kesadaran telah musnah, maka demikian pula semuanya itu. “
Apa akibatnya bila seorang Buddhis atau khususnya seorang biksu gagal dalam belajar? yaitu dia belum bisa melepaskan / mengikis habis Tiga Api : Nafsu keinginan (Lobha), Kebencian (Dosa), dan Khayalan / Keserakahan (Mokha). Apakah Sang Buddha akan menghukum umatNya?? Tidak, Sang Buddha bukanlah penghukum atau pemberi hadiah. Adalah Roda Karma yang akan berputar bila kita gagal dalam belajar. Yaitu keterikatan kita dengan Vana.
Sebagai ummat awam ( Non-Bhikku ), kami gagal jika tidak bisa melaksanakan PANCASILA :
1. Tidak membunuh makhluk-hidup apapun juga ( manusia, hewan, dewa, bahkan para setan sekalipun ).
2. Tidak mengambil barang yang tidak diberikan.
3. Tidak melakukan perbuatan asusila, perbuatan sex yang tidak pada tempatnya ( meniduri istri orang lain, mengambil istri orang lain dan memintanya bercerai dari suaminya, melarikan anak gadis orang, dan lain-lain ).
4. Tidak berkata dusta.
5. Tidak meminum minuman keras, barang madat yang memabukkan dan menyebabkan lemahnya kesadaran.
Itulah sebabnya saya katakan surga itu relatif di postingan sebelum ini, akan tetapi Nirvana adalah mutlak, tak ada lagi relativitas di kondisi Nirvana.
Semoga Semua Makhluk Berbahagia, Bebas Dari Semua Bentuk Penderitaan… …
postingan yang indah…
Andai rohku bisa mencapai surga saya sudah sangat sangat sangat bahagia.Karena surga aza susah pencapaiannya.Wah apalagi Nirwana…..
“Semoga Semua Makhluk Berbahagia, Bebas Dari Semua Bentuk Penderitaan… …”
Tapi menurutku jika sebagai “makhluk hidup” susah untuk bebas dari penderitaan,ya mungkin ” roh “yang akan bebas dari penderitaa,saat roh di surga or nirwana.
CY : Roh itu ya sudah termasuk dalam kategori “makhluk”, kan ada istilah makhluk halus kan hehehe… 😀
Btw, kata2 “Semoga Semua Makhluk Berbahagia, Bebas Dari Semua Bentuk Penderitaan… …” adalah merupakan ucapan salam umat Buddhis 🙂
Jika surga itu relatives apa nekara juga relative yah?
CY : Ya, lebih kurang seperti itu De… 😀
Aha! Inilah juga inti dari tasauf, sebuah aspek Islam, yang tujuannya juga mengikis habis segala keinginan.
Lirik lagu rafly, yang populer pasca tsunami, sebenarnya juga mengandung “keluhuran” ini.
Tuhan, apapun karunia-Mu
Untukku di dunia
Hibahkan pada musuh-musuh-Mu
Dan apapun karunia-Mu
Untukku di akhirat
Persembahkan pada sahabat-sahabat-Mu
Oh bagiku cukuplah Engkau…
—–
Saya yakin, sufisme, adalah sebuah aliran, di mana puncak ajaran banyak agama – mungkin tidak semua, tetapi termasuk Islam, Kristen, Yahudi, Hindu dan Buddha – bisa bertemu.
Saya sendiri, meski seorang muslim, ketika berpikir tentang hari kemudian, tak jarang “menjadi” seorang Buddha.
Begitulah… -D
Terima kasih pencerahannya.
@Nesia
Saya yakin dengan Tuhan yang cuman satu. Walaupun agama berbeda-beda, pasti intisari segala petunjukNya mengarah ke satu titik. 😀
*Semoga Semua Makhluk Berbahagia, Bebas Dari Semua Bentuk Penderitaan… …*
dalam kondisi pasrah atau berserah diri dong. setuju sekali.. seperti makna kata Islam. mantap, bro. 😎
Akhirnya saya mengerti sekarang mengapa Surga beda dengan Nirwana …
🙂
mantap …
Wah, gini toh ternyata. Makasih atas pencerahannya.
CY : Sama2 bro 🙂
ahem… maaf komen soal 5 sila dulu… yang nomer 3 itu menarik. Kalau melarikan pacar orang lain, atau menghasutnya supaya memutuskan pacarnya itu termasuk melanggar ndak?
Kayaknya seksi juga kalo dapet cewe yang taat menganut pancasila versi itu, budhism kah? hehe
@Guh
Yang nomer 3 itu kan ada kalimat “anak gadis orang” , nah kalau yang dilarikan itu bukan termasuk “anak gadis orang” ya tidak melanggar hihihihi….
*serius*
dalam hal ini melarikan atau menghasut berarti belum bisa terlepas dari ikatan nafsu keinginan, ya berarti melanggar. Lagian “menghasut” itu kan udah masuk ke kategori no.4.
Buddhism kah?? Yes… 😀
berarti pepatah jawa yang mengatakan bahwa istri itu “swargo nunut, neraka katut” untuk bhaktinya kepada suami ……gak berlaku ya bro …… ????, karena masing-masing orang punya karma sendiri ??
CY: Itu artinya apa tho bro? terjemahin please… 🙂
Nirwana… Klo dlm agama Hindu mungkin yg disebut dg Moksa yach…. yaitu kebahagiaan tertinggi. 🙂
CY : Yep, bisa dibilang hampir sama karena keduanya berarti terlepas dari ikatan keduniawian, hukum karma, dan kelahiran kembali. Hanya bagaimanakah cara pencapaiannya dalam Hindu? Bisa dijelaskan Dwi? Supaya bisa berbagi dgn yang lain.
dho ko wong edyhan kabheh..!!!
TUHAN tuch cma nyiptain surga & neraka….kga ad nyang namanye nirwana….
klo ikan arwana tw gw….tp klo nirwana stau gw tmpat kumpulny para setan ma belis…eEh.,IBLIS mksd gw…
CY : Semoga sdr. Bastian berbahagia dan terlepas dari semua bentuk penderitaan…
anda salah..nirvana itu ada dan pengertian nya seperti di atas..bukan edan tapi ini ajaran agama buddha..mohon dihargai
@cumirawa :: maaf ya mas..
didlam agama buddha kami mmg ada tingkat nirwana dan surga 1 lagi ya neraka.. coba sebelum berkomentar monggoo dibaca dullu sejelas”ny..
menurut saya udh jelas banget malah yang ditulis mas CY..
“jaga ucapan, sehingga suatu hari tidak menyesali
segala fenomena yang da di dunia ini bermula dari pikiran.
Jika aku berdosa apakah sang buddha akan mengampuni ku?
seseorang pasti pernh melakukan kesalahan dll.. ttpi jika kita bener” merasa bersalah dll, berubahlah menjadi pribadi yang lebih baik. jadikan semua yang berlalu sebagai pelajaran yang tk akan diulang lagii.^^
moksanya..kemana dulu belum tentu moksa itu ke nirwana…kalo moksa kebanyakan ke alam siluman…waspada..ach
kesimpulan gak mungkin ada yg bisa mencapai moksa.
karena sila ke 1. Tidak membunuh makhluk-hidup apapun juga.
manusia gak akan bisa hidup/makan tanpa membunuh makhluk lainya.
sayuran makhluk hidup , daging makhuk hidup
kuman,bakteri & jamur juga makhluk hidup