Indahnya Cinta Kasih
Sungguh memprihatinkan keadaan manusia Indonesia akhir-akhir ini. Dalam berbagai media, hampir setiap waktu, selalu saja ada berita terjadinya berbagai bentuk tindak kriminalitas, kekerasan, perampokan, pembunuhan ( seperti misalnya yang baru saja terjadi pada keluarga pemilik toko-emas di daerah Kranggan, Semarang ), pemerkosaan, perselingkuhan, poligami ( poligami bagaimanapun manifestasi sikap batin yang serakah, mementingkan diri-sendiri,tanpa cinta-kasih dan kasih-sayang ( yang ada adalah cinta-nafsu-indria ), tanpa memikirkan perasaan makhluk lain, dalam hal ini istri terdahulu, dan tak jarang berakibat kekerasan bagi kedua belah pihak, seperti misalnya kasus Halimah dan Panji Trihatmodjo yang melabrak Bambang Trihatmodjo di rumah Mayangsari dan melakukan tindak kekerasan, sebaliknya Bambang Trihatmodjo juga melakukan kekerasan, dalam bentuk kekerasan-psikis bagi keluarganya sendiri ), penyerangan FPI terhadap kelompok-kelompok yang dianggap berseberangan dengannya, terhadap penganut Ahmadiyah misalnya, dan lain-lainnya yang tidak terhitung banyaknya contoh tindak kekerasan yang seakan sedang menjadi ‘trend’ bagi manusia Indonesia akhir-akhir ini.
Apakah yang mejadi sebab timbulnya hal-hal tersebut diatas ? Jawabannya, karena banyak orang yang telah ‘tersesat’, mempunyai pandangan salah, bahwa melakukan tindak kekerasan, demi alasan-alasan tertentu, adalah b e n a r. Pandangan-salah yang menyesatkan ini, ada yang karena pandangan yang bersifat ‘keduniawian’, yaitu masalah materi, pemenuhan kebutuhan ( sehingga menjadi pembenaran bagi tindak perampokan, pembunuhan, dll ), ada juga yang didasari atas suatu doktrin ‘kerohanian’, misalnya ; Atas-nama-Tuhan, membela-agama, ‘menaklukkan’-orang-kafir, membangun-kerajaan-surga-diatas-bumi, dan lain-lain.
Pandangan-salah yang menyesatkan tersebut diatas sesungguhnya disebabkan karena kurangnya pengertian akan suatu kebajikan yang indah nan luhur bagi semua makhluk, yaitu : CINTA-KASIH. Jika saja semua makhluk mengerti kebajikan luhur ini, maka ia akan sedikit-demi-sedikit mengikis tiap bentuk kekerasan dan kebencian, keiri-hatian, kedengkian didalam batinnya.
Cinta-Kasih yang Diajarkan Sang Buddha
Berikut ini adalah kotbah Sang Buddha yang terkenal, yang bernama “KARANIYA-METTA-SUTTA” ( Sutta tentang cinta kasih ) :
“ INILAH YANG PATUT DIKERJAKAN
OLEH IA YANG TANGKAS DALAM HAL YANG BERGUNA
YANG MENGANTAR KE JALAN KEDAMAIAN
SEBAGAI ORANG YANG CAKAP, JUJUR ( Perbuatan lurus melalui ucapan ataupun jasmani ),
TULUS ( Perbuatan lurus melalui pikiran ( tidak munafik ) )
MUDAH DINASEHATI, LEMAH-LEMBUT, TIDAK SOMBONG
MERASA PUAS ATAS YANG DIMILIKI, MUDAH DIRAWAT,
TIDAK REPOT, BERSAHAJA HIDUPNYA,
BERINDRIA TENANG, PENUH PERTIMBANGAN,
SOPAN, TAK MELEKAT PADA KELUARGA-KELUARGA
TIDAK BERBUAT KESALAHAN WALAUPUN KECIL
YANG DAPAT DICELA OLEH PARA BIJAKSANA,
SENANTIASA BERSIAGA DENGAN UJARAN CINTA KASIH :
“ SEMOGA SEMUA MAKHLUK BERBAHAGIA DAN TENTERAM
SEMOGA SEMUA MAKHLUK HIDUP BAHAGIA “
MAKHLUK HIDUP APAPUN YANG ADA
YANG GOYAH (yang gampang tergoyah oleh keinginan dan ketakutan),
DAN YANG KOKOH ( yang terkendali keinginan dan ketakutannya )
TANPA KECUALI,
YANG PANJANG ATAU YANG BESAR,
YANG SEDANG, PENDEK, KECIL, KURUS, ATAUPUN YANG GEMUK,
YANG TAMPAK ATAU PUN YANG TAK TAMPAK,
YANG BERADA JAUH ATAU PUN DEKAT,
YANG TELAH MENJADI ATAU PUN YANG BELUM MENJADI,
SEMOGA MEREKA SEMUA HIDUP BAHAGIA,
TAK SEPATUTNYA YANG SATU MENIPU YANG LAINNYA,
TIDAK MENGHINA SIAPA PUN DIMANA JUGA,
DAN, TAK SELAYAKNYA KARENA MARAH DAN BENCI
MENGHARAP YANG LAIN CELAKA.
SEBAGAIMANA SEORANG IBU MEMPERTARUHKAN JIWANYA
MELINDUNGI PUTRA TUNGGALNYA,
DEMIKIANLAH TERHADAP SEMUA MAKHLUK
KEMBANGKAN PIKIRAN CINTA KASIH TANPA BATAS.
CINTA KASIH TERHADAP MAKHLUK DI SEGENAP ALAM
KEMBANGKANLAH TANPA BATAS DALAM BATIN
BAIK KE ARAH ATAS ( alam ‘arupa’ ), BAWAH ( ‘alam-nafsu’ ),
DAN DIANTARANYA ( ‘alam-rupa’ )
TIDAK SEMPIT, TANPA KEDENGKIAN, TANPA PERMUSUHAN
SELAGI BERDIRI, BERJALAN ATAU DUDUK,
ATAUPUN BERBARING, SEMASIH TIDAK TERLELAP,
SEPATUTNYA IA MEMUSATKAN PERHATIAN INI
YANG DISEBUT SEBAGAI : ‘BERDIAM DALAM BRAHMA’.
IA YANG MENGEMBANGKAN METTA ( cinta-kasih ),
TAK BERPANDANGAN SALAH ( menganggap nama ( jiwa ) dan rupa ( tubuh ) sebagai ‘aku’, dan mengangap ada ‘aku’ yang-abadi ),
TEGUH DALAM SILA DAN BERPENGETAHUAN SEMPURNA,
DAN MELENYAPKAN KESENANGAN NAFSU INDRIA
( pencapaian sakadagami ),
TAK AKAN LAHIR DALAM RAHIM LAGI ( Pencapaian anagami ). “
Dalam ajaran Sang Buddha, cinta kasih universal tidak berbatas hanya kepada saudara-saudara seiman / seagama, tidak pula hanya berbatas kepada manusia saja, tetapi kepada semua makhluk, baik terhadap hewan/binatang, para dewa, bahkan iblis / setan sekalipun ( iblis / setan sesungguhnya patut diberi cinta dan kasih, karena kehidupannya yang sengsara, batinnya sengsara, karena penuh sifat-sifat tidak luhur, dan kehidupan ‘jasmaninya’ yang tidak luhur pula. Setan tidak hanya makhluk setan yang hidup dialam neraka, tetapi termasuk manusia yang mempunyai kondisi batin tidak-benar, tidak-baik, tidak-luhur, yaitu : suka menganiaya, melakukan tindak kekerasan dengan berbagai dalih ( termasuk dalih agama ), suka memaksakan kehendak, serakah, suka mencuri ( termasuk mencuri ide ( dalam hal kasus pembajakan karya-cipta lagu, buku, novel, dan lain-lain), juga mencuri ajaran Luhur yang diaku sebagai ajarannya atau ajaran nenek-moyangnya, padahal bukan ), mengenakan jubah, mewartakan ajaran agama, tapi bersifat rakus terhadap uang / harta dan wanita, dan lain-lainnya ).
Atas nama Cinta-Kasih, tidak akan pernah lagi ada tempat bagi pandangan-pandangan salah mengenai ‘Perang-Suci’ di jalan Tuhan, ataupun bagi pandangan-salah yang menyatakan bahwa jika ‘kepepet’, butuh makan, anak butuh biaya, maka adalah benar untuk mencuri, merampok, membunuh.
Inilah sebabnya, mengapa sejak 600 tahun Sebelum Masehi, agama Buddha berkembang ke berbagai penjuru dunia dengan damai, tanpa penggunaan pedang, penggunaan ‘wanita’ sebagai pemikat laki-laki dari agama lain, atau sebaliknya, menggunakan laki-laki sebagai pemikat perempuan dari penganut agama lain, dan lain-lain cara yang bersifat menipu, mengilusi, menjerumuskan, dan tidak luhur .
Tidak ada kekerasan, penyiksaan, atau fanatisme yang berperan dalam agama Buddha. Tidak ada setetes darahpun yang telah dicucurkan atas nama pembabaran Dhamma Sang Buddha, tidak ada panglima perang, atau Raja Diraja yang Kuat-Perkasa dan Berkuasa yang telah menggunakan pedang dan segala kekuatan tempurnya yang sangat ampuh untuk menyebarkan Dhamma, ‘meluruskan’ penganut agama-agama diluar ajaran Sang Buddha, tidak ada penghakiman ‘kafir’ / ‘iblis’ bagi penganut agama diluar agama Buddha.
Atas nama Sang Buddha tidak ada tempat keramat yang dimerahkan dengan darah para makhluk, tidak ada hewan-hewan yang dijadikan qurban bagi persembahan untuk ‘Makhluk-Adi-Kuasa’ dan juga para dewa-dewi, ataupun demi berdana bagi kaum fakir-miskin di sekitar . Asoka, Raja terbesar yang beragama Buddha, pernah menulis diatas karang monolit : “ Makhluk hidup tidak harus diberi makanan dengan makhluk hidup… .” ( dalam hal ini, makhluk hidup yang dimaksud adalah manusia dan hewan, sedangkan tumbuh-tumbuhan, seperti padi, dan lain-lain, diperbolehkan untuk dijadikan makanan. Namun, ummat Buddha tidak diperkenankan bersifat ‘angkuh’, dengan tidak mau memakan masakan daging yang disuguhkan oleh orang lain kepadanya, karena hal ini akan menyinggung perasaan orang yang berniat baik memberi makanan tersebut. Hanya, seorang pengikut Sang Buddha sangat tidak diijinkan untuk menyembelih hewan / binatang apapun dengan tangannya sendiri, untuk kemudian disantapnya. Juga tidak ada pembenaran bagi ummat Buddha untuk menyuruh tukang jagal menyembelih hewan bagi dirinya ataupun bagi makhluk lainnya. Bagaimanapun, hidup vegetarian tidaklah hal mutlak dalam ajaran Sang Buddha, seseorang boleh menempuh hidup vegetarian, tidak menempuhnya juga boleh, dengan satu syarat, tidak menumpahkan darah makhluk lainnya atas dasar niatnya sendiri, dengan tangannya sendiri, atau ‘meminjam’ tangan manusia lainnya. )
Sungguh bukan merupakan tindakan luhur jika kita berdana bagi fakir-miskin dengan jalan merenggut hak-hidup / nyawa makhluk lainnya, misalkan menyembelih kambing / sapi kemudian dibagi-bagikan kepada penduduk sekitar yang dianggap hidup ‘kekurangan’ ( fakir-miskin ). Akan lebih luhur jika kita berdana semampu kita, apa yang kita miliki, kita bagikan dengan sukarela, tanpa mengambil milik makhluk lain, termasuk nyawanya. Seorang yang bertekad menjadi Buddha, yang disebut sebagai Boddhisatta, melaksanakan metta ( cinta-kasih ) sampai pada tingkat menyerahkan nyawanya sendiri demi menebus penderitaan makhluk lainnya, rela menyerahkan tubuhnya sendiri, bukan tubuh dan nyawa makhluk lain yang diambilnya lalu ia berikan pada makhluk lainnya lagi, supaya disebut sebagai ‘dermawan’. Banyak juga pengikut Sang Buddha yang dengan sukarela melepaskan kesenangan-kesenangan duniawi dengan sadar, hidup selibat, demi membabarkan Dhamma yang mulia kepada semua makhluk di segenap alam semesta, membagi-bagikan apa yang ia punya, pengetahuan maupun harta, demi kebahagiaan semua makhluk.
Atas nama agama Buddha tidak ada ilmuwan yang dibakar hidup-hidup dan tidak ada orang-orang yang dihakimi sebagai “ bid-ah “ dan kemudian digorok lehernya, dipenggal kepalanya, dicacah-cacah tubuhnya, direjam, ataupun dipanggang hidup-hidup.
Seorang Bhikkhu diharapkan untuk melatih cinta-kasih ini sampai sedemikian rupa sehingga dilarang oleh peraturan ‘vinaya’ untuk menggali tanah atau memberi alasan untuk menggali tanah ( demi tidak terenggutnya nyawa para makhluk yang hidup di tanah tersebut ); ia bahkan tidak boleh minum air tanpa disaring terlebih dahulu, mencegah tertelannya makhluk-makhluk yang berdiam dalam air yang akan diminumnya tersebut.
Jika saja semua makhluk, khususnya manusia Indonesia, mengerti dan menerapkan Cinta-Kasih universal yang demikian luhurnya ini ( bukan cinta-kasih yang sempit, cinta kasih sebangsa-setanah air saja, atau persaudaraan cinta-kasih ummat seiman / seagama, atau bahkan cinta-kasih bagi manusia saja, tapi cinta kasih universal,yaitu bagi seluruh makhluk semesta ) , maka tidak akan pernah lagi ada ‘bahaya’, tidak akan pernah lagi ada makhluk hidup yang harus merasa tidak aman dan tidak-tenteram, merasa terancam jiwanya, hak hidupnya, tidak akan pernah lagi ada ketakutan, tidak akan pernah lagi ada peperangan, pertumpahan darah, perampokan, pencurian, pemerkosaan, dan berbagai tindak criminal lainnya.
Semoga, semua makhluk, manusia Indonesia khususnya, yang membaca wacana ini, terbebas dari kegelapan batin, pandangan salah yang menyesatkan, menuju pemahaman baru akan pentingnya Cinta-Kasih bagi terciptanya kehidupan damai antara makhluk-makhluk di seluruh penjuru alam semesta. Semoga tidak ada lagi dalil-dalil pembenaran terhadap tindak kekerasan, semoga jika saja masih ada dalil tersebut, semua makhluk segera mengerti, bahwa itu adalah dalil yang tidak-benar, tidak-baik, tidak-luhur. Semoga sejarah hidup manusia tidak lagi dipenuhi dengan cerita-cerita ‘hebat’ penaklukan nenek-moyang mereka terhadap suatu bangsa, atau ‘hebat’nya pemimpin agama mereka menaklukkan suatu bangsa-manusia yang menganut ajaran agama yang dianggap ‘sesat’ karena berbeda dengan ajaran yang dianutnya, semoga sejarah manusia dan semua makhluk tidak lagi diwarnai peperangan, pertumpahan-darah, tetapi, semoga, sebagai gantinya, sejak saat ini yang ada hanyalah sejarah alam-semesta yang penuh damai dan cinta-kasih.
Semoga semua makhluk berbahagia, bebas dari segala bentuk penderitaan, baik penderitaan didalam batinnya ( iri , dengki, kemarahan, kebencian, dendam, tidak menyukai keberhasilan makhluk lainnya mencapai cita-cita dan ataupun kesejahteraannya, tidak menyukai para pemikir yang mempunyai sudut pandang berbeda, sehingga mengambil tindakan kekerasan terhadapnya, , dan lain-lain ), maupun penderitaan jasmaninya ( segala bentuk sakit-penyakit jasmaniah ).
Salam Damai dan Penuh Cinta Kasih… .
Dikutip dari blog penulisnya :
– RATNA KUMARA / RATANA KUMARO / RATYA MARDIKA –
Semarang-Barat, Minggu, 13 Juli 2008.
sadhu! sadhu! sadhu! anumodhana atas penulisan saudara/saudari.
dr teman dhamma mu di seberang
CY : Kiranya saudara berbahagia selalu dan terlepas dari semua bentuk penderitaan… 😀
betulllllllllllllllllllll……………..sekali!
Dear Ko CY,
Salam Hormat untuk Anda,
Salam Damai dan Cinta Kasih… ,
Terima kasih ya Ko, sudah upload tulisan ini disini, sungguh suatu kehormatan… .
Salam Damai dan Cinta Kasih,
“Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta!”
( Semoga Semua Makhluk Hidup Berbahagia dan Terbebas dari Semua Penderitaan!)
CY : Terimakasih juga utk ijinnya bro, dapat berbagi informasi antar sesama manusia adalah salah satu bentuk kebahagiaan bagi saya… sadhu… sadhu… sadhu…
:Kutipan…………………………………
Tidak ada kekerasan, penyiksaan, atau fanatisme yang berperan dalam agama Buddha. Tidak ada setetes darahpun yang telah dicucurkan atas nama pembabaran Dhamma Sang Buddha, tidak ada panglima perang, atau Raja Diraja yang Kuat-Perkasa dan Berkuasa yang telah menggunakan pedang dan segala kekuatan tempurnya yang sangat ampuh untuk menyebarkan Dhamma, ‘meluruskan’ penganut agama-agama diluar ajaran Sang Buddha, tidak ada penghakiman ‘kafir’ / ‘iblis’ bagi penganut agama diluar agama Buddha.
……………………………..
Di sini saya coba tambahkan tentang Tragedi Peristiwa Bamiyan, di mana kaum Iconoclast dalam hal ini kaum biadab taliban melakukan tindakan paling tidak terpuji dalam dunia budaya dan toleransi beragama.
Tindakan biadab di lakukan maret 2001, dalam jangka waktu relatif singkat yakni sekitar oktober 2001 , kaum taliban menuai karma buruk berupa di bombardir pihak AS.
Manakala alam murka , maka karma buruk akan di dapat secara instan dan dahsyat.
Sekali lagi kaum Iconoclast selayaknya mendapat hukuman yang setimpal
aku orang muslim,tapi aku sangat senang dengan kajian2 di atas trimakasih banyak ya…amin
Menurut saya tiap orang pasti akan membela bahwa agama/kepercayaan yang dianutnya adalah yang paling benar. menurut saya Lakum dinukum waliyadin. Untukmu agamamu untukku agamaku. Beres dan simple.
:Kutipan…………………………………Tidak ada kekerasan, penyiksaan, atau fanatisme yang berperan dalam agama Buddha. Tidak ada setetes darahpun yang telah dicucurkan atas nama pembabaran Dhamma Sang Buddha, tidak ada panglima perang, atau Raja Diraja yang Kuat-Perkasa dan Berkuasa yang telah menggunakan pedang dan segala kekuatan tempurnya yang sangat ampuh untuk menyebarkan Dhamma, ‘meluruskan’ penganut agama-agama diluar ajaran Sang Buddha, tidak ada penghakiman ‘kafir’ / ‘iblis’ bagi penganut agama diluar agama Buddha.……………………………..Di sini saya coba tambahkan tentang Tragedi Peristiwa Bamiyan, di mana kaum Iconoclast dalam hal ini kaum biadab taliban melakukan tindakan paling tidak terpuji dalam dunia budaya dan toleransi beragama.Tindakan biadab di lakukan maret 2001, dalam jangka waktu relatif singkat yakni sekitar oktober 2001 , kaum taliban menuai karma buruk berupa di bombardir pihak AS.Manakala alam murka , maka karma buruk akan di dapat secara instan dan dahsyat.Sekali lagi kaum Iconoclast selayaknya mendapat hukuman yang setimpal
+1
Berlindung Pada Buddha/Sangga Buddha/ Dharma Buddha.
Buddha berhati mulia.
Di puja di muka bumi.
Siapa percaya selalu dalam sinar kasihNya.
Amitabha…
Berbahagialah semua makhluk di muka bumi ini (terutama di Indonesia), jika hidup saling mencinta dan saling mengasihi. Sadhu… Sadhu… Sadhu… _/|\_
You really make it seem so easy with your presentation but I find this matter to be actually something which I think I would never understand. It seems too complex and very broad for me. I’m looking forward for your next post, I?ll try to get the hang of it!
Can we get back on topic please. Everything seems to have gotten off the subject. Some of these comments are unbelievable.
I’ve been surfing online more than 3 hours today, yet I never found any interesting article like yours. It is pretty worth enough for me. Personally, if all website owners and bloggers made good content as you did, the net will be a lot more useful than ever before.
glad to be one of many visitors on this amazing site : D.
I am only commenting to let you understand of the superb experience my wife’s princess went through reading your webblog. She mastered so many pieces, not to mention how it is like to have a wonderful teaching style to let the others smoothly thoroughly grasp a variety of grueling issues. You actually surpassed readers’ desires. I appreciate you for giving those warm and helpful, trusted, revealing and as well as cool thoughts on the topic to Kate.
CY : Youre welcome … 🙂
Greetings from Carolina! I’m bored to death at work so I decided to browse your site on my iphone during lunch break. I love the information you provide here and can’t wait to take a look when I get home. I’m shocked at how fast your blog loaded on my phone .. I’m not even using WIFI, just 3G .. Anyways, excellent site!
I and my pals were actually looking through the excellent suggestions found on your website and then all of the sudden I got an awful suspicion I had not thanked the web site owner for those strategies. The men appeared to be for this reason passionate to read all of them and already have extremely been tapping into these things. Appreciate your being quite thoughtful as well as for picking out this sort of awesome themes most people are really wanting to be aware of. My personal sincere apologies for not saying thanks to earlier.
I came accross this website and I find It really useful
great article very informative will be back again to visit soon
Thanks for sharing, I like this blog!
saya rasa persoalan utama adalah tabiat manusia yang telah rusak oleh sebab pemberotakannnya sendiri jadi sampai kapanpun manusia akan semakin jahat di hadapan sang pencipta, dan ingat kecendrungan manusia adalah mau memeintingkan diri sendiri
dan saya pikir menerapkan ajaran cinta kasih universal tidakakan berhasil kl dengan kekuatan dr manusia sendiri salah satu jawaban adalah harus dilahirkan kembali dengan menerima kasih karunia Tuhan untuk dapat di benarkan di hadapan Tuhan .Manusia tidak akan dapat mencapai kebahagiaan kekal dengan jalannya sendiri dan perlu di ingat tabiat dosa telah menjadi karakter manusia itu sendiri sehingga sampai saat ini dan seterusnya akan semakin jahat dan saya rasa manusia di benarkan bukan karna melakukan hukum manusia /kebaikan nya tapi karna iman percayannya kepada Tuhan sang pencipta.jadi kl mau mengetahui tentang hidup ini dan tujuannya tanya pada sang pencipta kita…
CY : Apakah agama yg saudara tawarkan sdh membuktikan bahwa sanggup membuat dunia manusia aman tenteram?? Catatan sejarah membuktikan bahwa perang malah diakibatkan oleh agama yg saudara tawarkan. Berikan bukti dahulu baru disusul dgn teori agar masuk akal bagi yg membacanya. 🙂
masalah kekerasan yg sering terjadi di indonesia bukanlah soal agama. Kita tidak bisa hanya mengharapkan agama saja apapun agama tersebut. Tapi yang terpenting adalah HUKUM, pelaksanaan hukum, apakah pelaksanaan hukum sudah sesuai jalurnya, apakah ada tercapainya hukum yang berkeadilan. Menurut saya itu lebih penting daripada kita menyangkut masalah sosial dengan isu isu agama. Ingat kita hidup di dunia bukan di surga.
iya , benar hukum sekarang di indonesia bagai sebuah permainan yang kuat yang menang dan yang kalah menjadi yang bersalah , ada yang tak bersalah malah di buat bersalah sungguh mata pemimpin keadilan sudah tertutup sungguh teragis .
namo buddhaya untuk semua
di jaman sekarang memang agama di jadikan perselisihan , dimana hidup saling bersama dalam kedamaian sudah tidak di temui lagi ada juga tapi jarang sekali
permisi, saya mau nanya, kalo di agama buddha, minum2an alkohol dan have sex before marriage gitu boleh apa engga ya? trus agama buddha di indonesia sama di jepang beda apa sama? soalnya saya punya temen di jepang, dia agamanya buddha, kita suka sharing2 tapi jadi bingung.
thank you 🙂
CY : Sesuai Panca sila Buddhis tentu tidak bagus.
Pancasila berbunyi sebagai berikut :
Aku bertekad melatih diri untuk menghindari pembunuhan (nilai kemanusiaan) guna mencapai samadi.
Aku bertekad melatih diri untuk tidak mengambil barang yang tidak diberikan (nilai keadilan)guna mencapai samadi.
Aku bertekad melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan asusila (berzinah, menggauli suami/istri orang lain, nilai keluarga)guna mencapai samadi.
Aku bertekad untuk melatih diri menghindari ucapan yang tidak benar /berbohong, berdusta, fitnah, omongkosong (nilai kejujuran)guna mencapai samadi.
Aku bertekad untuk melatih diri menghindari segala minuman dan makanan yang dapat menyebabkan lemahnya kewaspadaan (nilai pembebasan)guna mencapai samadi.
Namo Buddhaya,
Omitofo,
Saya telah membaca bnyk dr cerita cinta kasih ajaran Buddha. Saya cinta dgn ajaran dr para Buddha. Buddha itu ada di mana-mana. Buddha selalu menolong makhluk-makhluk yg betul-betul pinta dan berdoa kepada-Nya.
Ini ada sedikit pengalaman hidup saya, Saya mempunyai serorang tmn, tinggalnya di sebelah rmh saya(tetangga). Saya tdk perlu menyebutkan namanya lah. Tmn saya itu awalnya beragama Buddha. Keluarganya juga beragama Buddha. Ketika mereka semua beragama Buddha, tmn saya sering ke vihara mengikuti kebaktian hari minggu.Tmn saya itu punya bpk yg sedang sakit kanker di bagian lehernya. Saya dan tmn saya itu sebaya umur., wkt itu berumur 10 thn (kls 4 SD). Bpknya meninggal ketika umurnya 10 thn.
Lalu mereka dipindahkan sekolah sama mamanya di sekolah sebelah rmh. Sekolah trsbt beragama Kristen. Dia berpindah ke sekolah itu, dia masih tetap ke vihara kebaktian minggu. Pada suatu saat ketika dia memasuki bangku SMP kelas 3, dia berpindah ke Kristen krn ajakan dan bujukan dr tmn baru (Chinese). Sebelumnya dia satu-satunya chinese di sekolah trsbt. Dia sekolah di biayai oleh pamannya.
Setelah dia menamatkan sekolah SMP, dia berpindah ke Sekolah Swasta Kristen yg lain.
Dari sana dia pun sombong. Dia lalu mulai menghina agama Buddha. Dia bilang agama Buddha itu menghabiskan uang, menyembah patung dan bpknya meninggal krn beragama Buddha. Buddha tdk dpt menolong bpknya. Bila dulu dia beragama Kristen, pasti bpknya sudah tertolong.
Dia punya keinginan menikah dgn Pendeta ( Kristen Protestan ).
Di umur 30 thn keinginan dia tercapai, dia mendapat calon suami Pendeta ( Kristen Protestan ). Lalu dia pun tinggal dlm Gereja yg bsr dan mewah. Dia tak kerja pun sdh dpt uang dan dia juga mempunyai mobil mewah.
Skrg dia sudah memiliki 2 org putri. Putri yg pertama cantik, normal dan pinter. Tapi putri yg keduanya itu ternyata tdk bisa mendengar ( tuli ).
Dia sdh membawa putrinya berobat sampai ke Taiwan dgn dana dr umatnya tapi tak kunjung sembuh dan tak ada perubahan.
Inilah kisah pengalaman saya yg saya ketahui dgn nyata. Org tersebut berbuat dan menanam karma pasti org tersebut yg menunai karma tersebut.
Inilah yg harus kita ingat bahwa karma itu selalu ada dan tak mengenal kaya – miskin dan cantik / ganteng – jelek.
Sabbe Satta Bhavantu Sukhitata
Sekian / The End
Bestest List for Today…
The choicest story….
Budha itu Tuhan atau apa dalam pandangan Budhist!Mana lebih tinggi Tingkatnya Budha atau Tuhan/
Dalam ajaran Buddha, kita tidak mengenal istilah Tuhan seperti Tuhan pada agama lain (Sang Pencipta, Yang Maha Kuasa, Pengatur kehidupan atau nasib).
Kita mengakui adanya “sesuatu” yang tidak bernama, yang telah ada sebelum adanya bumi, planet2 dan kehidupan. Kita mengakui adanya “sesuatu” yang membuat asal mula kehidupan terjadi. Akan tetapi “sesuatu” tersebut tidak mengatur nasib kita, kaya atau miskin, jelek atau cantik, kelahiran dan kematian kita, dsb.
Oleh sebab itu dalam ajaran Buddha, kita tidak mengenal istilah “Tuhan” dan juga kita tidak terlalu fokus kepada “Tuhan”, sebab inti sari dari ajaran Buddha adalah bagaimana caranya agar terbebas dari penderitaan di dunia ini. Yang mana semuanya terletak pada kemauan dan kesungguhan kita sendiri agar terbebas dari penderitaan.
Mengenai mana yang lebih tinggi, Buddha atau “Tuhan”, sesungguhnya dalam ajaran Buddha tidak pernah benar2 dibahas, karena tidak ada manfaatnya juga berdebat mana yang lebih tinggi. Karena inti dari ajaran Buddha bukanlah mengajarkan kita menyembah Buddha ataupun “Tuhan”.
Akan tetapi, jika kita menggunakan logika, maka bisa dibilang “Tuhan” lah yah lebih tinggi. Karena “Tuhan” telah ada sebelum adanya planet2, dan kehidupan.